Melihat Pesisir Michinoku, Jalur Pendakian 1.000 Km yang di Bangun Setelah Tsunami Jepang

Ski-junglePada 11 Maret 2011 lalu, gempa bumi berkekuatan 9,0 SR melanda wilayah Tohoku, timur laut Jepang dengan keras selama hampir enam menit.

Bahkan akibat gempa ini, membuat Tokyo yang berjarak 400 km ke selatan, ikut berguncang dan membuat orang-orang panik.

Tak lama setelah gempa, air laut kemudian mulai surut. Kurang dari 30 menit kemudian, massa air yang gelap dan bergejolak kembali menelan Pantai Tohoku, menghancurkan daerah sekitar.

Akibat tsunami itu, wilayah tersebut kehilangan 18 ribu penduduknya.Perlu biaya sebesar 295 miliar dolar Amerika untuk kembali membangun Tohoku dan membuatnya pulih kembali.

Dilansir BBC, salah satu yang diusulkan adalah pembangunan jalur pendakian yang membentang lebih dari 1.000 km di sepanjang garis pantai timur Tohoku, yang disebut Jalur Pesisir Michinoku.

Proyek ini dipelopori oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jepang pada tahun 2012, yang bekerja sama dengan lembaga pemerintah daerah dan NPO.

Proyek tersebut bertujuan merevitalisasi masyarakat pesisir yang terkena dampak, membawa harapan kembali ke wilayah itu dan promosi keberlanjutan.

"Jalur alam jarak jauh yang membentang dari Fukushima hingga Aomori dapat bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan alam, gaya hidup lokal, dan jejak bencana dengan pejalan kaki," tulis pemerintah dalam proposition awalnya.

Jalur tersebut selesai pada Juni 2019 lalu. Namun, sayang karena pandemi COVID-19, membuat jalur tersebut selama 18 bulan tidak dilalui oleh siapa pun.

Jalur dimulai di Kota Soma di Prefektur Fukushima dan berbelok ke utara, melalui Prefektur Iwate dan Miyagi dan berakhir Kota Hachinohe di Prefektur Aomori.

Sebuah perusahaan tur yang menawarkan tur jalan setapak dengan pemandu, Walk Japan, juga terus membantu meramaikan jalur ini dengan tur-turnya.

"Dari desa-desa pesisir yang tenang dan kota-kota yang terbentang di sepanjang rutenya, beberapa sedikit tersentuh oleh peristiwa tahun 2011, sementara di tempat lain pekerjaan rekonstruksi masih berlanjut," kata Paul Christie, dari Stroll Japan.

Menurut Christie, penyelesaian Jalur Pesisir Michinoku telah mendorong minat wisatawan nasional dan internasional ke wilayah tersebut.

"Jejak ini menyambut semua orang yang suka berjalan dan membawa hubungan antara penduduk lokal dan pengunjung, dan mengenang kebaikan dan kekerasan alam, termasuk peristiwa tahun 2011," kata Christie.

Seorang pemandu lokal bernama Naoko Machida, mengatakan bahwa masyarakat lokal telah terhubung ke jalur ini sejak awal.

Mereka membantu memilih rute dan sekarang mengambil bagian dalam pekerjaan konservasi dan menjalankan tur, serta aktivitas untuk pelancong.

"Banyak dari kita memiliki hubungan yang kuat dengan jalan setapak. Itu menjadi simbol harapan," kata Naoko Machida.

Kumi Aizawa, Direktur Pelaksana Michinoku Path Club, organisasi nirlaba yang mengawasi pengembangan dan promosi jalan setapak, mengatakan bahwa dirinya menyelenggarakan seminar pelatihan dalam bahasa Inggris.

Hal tersebut diharapkan bisa membantu mempersiapkan pemandu, jika nantinya terjadi peningkatan pejalan kaki non-Jepang ketika perjalanan dilanjutkan sepenuhnya, setelah pandemi COVID-19 berakhir.

"Penduduk lokal yang membantu pejalan kaki ini dikenal sebagai malaikat jejak," kata Aizawa, seperti yang dikutip dari BBC.

Nantinya, jalur tersebut akan memiliki manfaat finansial langsung bagi banyak bisnis dan keluarga yang hancur akibat tsunami.

Selain itu, jalur tersebut juga menjadi kesempatan bagi penduduk setempat untuk berinteraksi dengan pejalan kaki, yang sama-sama memiliki potensi emosional, dan bukan hanya ekonomi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wisata Kecantikan di Swiss Mengajak Turis ke SPA di Salah Satu Hotel Mewah di Dunia

Akhirnya Israel dan Hamas Sepakat Melakukan Gencatan Senjata

Tempat Wisata Alam Danau Toba Sebentar Lagi Akan Memiliki Resor Bintang 5